Posted in Uncategorized

door to door strategy

Opening:

K10 Semi Palar melakukan kegiatan bersama YPBB lagi. Kali ini, kami menjalankan 2 kegiatan berbeda, yaitu DTDE (Door to door Education), lalu DTDC (Door to door Collection).

Lihat apa itu “YPBB” dan Nama kegiatan yang kami lakukan disini: #zerowastecity

Untuk apa kegiatan ini?

Kegiatan kami bersama YPBB ini ditujukan untuk menambah Pengetahuan dan Wawasan mengenai Pemilahan sampah, dan cara untuk mengedukasikannya ke masyarakat sekitar.

Dikarenakan kondisi TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sekitar yang kritis, salah satu tujuan kegiatan ini adalah mengurangi jumlah pemasukan sampah menuju TPA.

23 Oktober 2019

DTDE (Door to door Education)

Door to Door Education adalah kegiatan dimana kami dan YPBB mengunjungi satu per satu rumah warga sekitar untuk memberi edukasi tentang Pemilahan sampah, dan menghimbau untuk mulai melakukannya.

Kali ini, kami menjalankan DTDE dengan cara memecahkan menjadi 2 Kelompok, berpencar untuk usaha mendapatkan banyak jumlah rumah yang telah teredukasi.

Door to door Educating

Di Kelompokku, aku berperan sebagai Si Pencatat Data, dan Si Penjelas.

Ya, aku juga ikut berpartisipasi dalam bidang yang menjelaskan ke para warga, dan menurutku ini adalah pengalaman yang sangat berarti dan penuh pembelajaran. Bersama, kita bisa mengedukasikan, sekaligus memperluas wawasan dan pembelajaran mengenai permasalahan-permasalahan sampah di sekitar kita.

Caranya pun bisa dibilang simple. Disini kita hanya perlu menjelaskan mengenai Pemilahan sampah dan cara melakukannya.

Tetapi, menjalankan kegiatan ini ternyata tidak se-simple yang dikirakan. Kami perlu bisa menjelaskan dengan jelas kepada warga dan dengan isi penjelasan yang tepat, agar apa yang disampaikan bisa tersampaikan dengan baik.

Bagaimana cara kita melakukannya?

Pertama, pastinya kami menuju ke rumah warga, memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan kami disini.

Lalu, kami menjelaskan hal-hal mengenai jenis-jenis sampah, dan pemilahannya. Kami juga tidak lupa untuk menjelaskan alasan mengapa perlu mulai pemilahan sampah, salah satunya yaitu sebagai usaha mengurangi jumlah pemasukan sampah ke dalam TPA yang sekarang kondisinya sudah kritis. Pastinya juga agar lingkungan sekitar selalu bersih, rapih, dan lestari.

Stiker Penanda Door to door

Setelah mengedukasi dan menghimbau mengenai pemilahan sampah, langkah terakhir, kami menempelkan sebuah Stiker Penanda, bahwa rumah tersebut telah mendapat edukasi mengenai Pemilahan sampah dan cara melakukannya.

Setelah Education, step selanjutnya adalah Memonitor, yaitu dalam kegiatan DTDC.

31 Oktober 2019

DTDC (Door to Door Collection)

Door to door Collection adalah langkah lanjutan dari Door to door Education, yaitu memonitor perkembangan pemilahan sampah dalam lingkungan warga sekitar.

Kegiatan DTDC dilakukan untuk Memonitor perkembangan Pemilahan sampah pada warga sekitar di rumahnya masing-masing. Tentunya rumah warga yang kami kunjungi untuk dimonitor Perkembangannya sudah dilakukan pengedukasian (DTDE) terlebih dahulu.

Bagaimana cara kami melakukannya?

Pertama, kami mengunjungi rumah warga yang sudah ditempelkan Stiker Penanda untuk melakukan Monitoring pada Perkembangan pemilahan sampah. Lalu, kami menginformasikan kembali bahwa tujuan kami disini yaitu untuk Memonitor perkembangan pada pemilahan sampah.

Setelah menjelaskan maksud kunjungan, kami masuk ke dalam rumah, menuju ke tempat dimana sampah-sampah dibuang. Kebanyakan warga meletakkan tempat untuk sampah-sampahnya pada dapur rumahnya.

Beberapa warga meletakkan tempat sampahnya di luar rumah. Jadi, misalkan pemilik rumah sedang tidak ada saat kami kunjungi rumahnya, Monitoring masih bisa dilakukan.

Monitoring pemilahan sampah
yang terletak di luar rumah

Jika pemilik rumah sedang tidak ada dan tempat sampahnya diletakkan di dalam rumah, maka kami mencatat Status rumah tersebut sebagai (-)/belum bisa dimonitor, dan melanjutkan Monitoring ke rumah warga lainnya.

Kesimpulannya..

Sangat banyak pengalaman dan pembelajaran yang telah kudapat dari kegiatan-kegiatan ini.

Mulai dari banyaknya warga, beberapa sudah melakukan pemilahan dengan baik dan tepat, beberapa sudah melakukannya tetapi caranya masih belum tepat, dan beberapa yang masih belum melakukannya.

Beberapa Poin-poin pengalaman:

  • Alasan yang paling sering muncul saat kami menanyakan kepada warga yang belum melakukan pemilahan sampah mengapa belum melakukannya adalah karena tidak memiliki ember/wadah.
  • Jawaban untuk permasalahan di atas sebenarnya cukup simple. Karena selain ember, wadah lainnya seperti ember bekas cat dinding, kaleng kue, dan sebagainya pun juga bisa digunakan sebagai wadah untuk sampah-sampah yang dimasukan ke dalam kantong plastik.

Kesimpulannya, membuat suatu perubahan dari sebuah kebiasaan lama memang tidaklah mudah, mengapa? Karena sudah menjadi suatu hal yang namanya Kebiasaan.

Tapi, jika Perubahan tersebut memiliki solusi yang tepat dan baik untuk kebiasaan lama yang memiliki dampak berkepanjangan negatif seperti sampah, perubahan tersebut bisa dilakukan demi kondisi di masa depan yang tetap lestari.

Sebuah perubahan pun selalu bisa dimulai dari lingkungan kita, dan dari diri sendiri, sebelum menuju ke dalam lingkungan lain.

sayonara

(;

Author:

Writing for fun, here @ WordPress. Let's go in to the adventure.

Leave a comment